Selasa, 01 Maret 2011

Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode

1.Sosiologi sebagai ilmu
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera atau segala sesuatu yang kita ketahui dari berbagai sumber, yaitu bernalar, pengalaman, dan intuisi. Pengetahuan memerlukan pembuktian kebenaran untuk menghilangkan prasangka, kira-kira dan ketidakpastian. Sebaliknya, kepercayaan (beliefs), takhyul (superstitions) dan khayalan (imagination) tidak memerlukan pembuktian seperti di atas. Misalnya, agar bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi yang diinginkan, seseorang pergi ke dukun dengn meminta ajimat yang harus dibawa ketika ujian berlangsung. Pergi ke dukun untuk memperoleh ajimat merupakan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan menimbulkan ketidakpastian. Pengetahuan bertujuan mencari kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian tersebut. Oleh karena itu, tidak semua pengetahuan adalah ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang disebut sebagai ilmu pengetahuan. Sebagai sebuah ilmu, Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis. Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam ilmu pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Setelah bisa diterima oleh umum, ilmu pengetahuan harus ditujukan pada suatu sasaran tertentu, misalnya masyarakat, manusia dan gejala alam.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Perbedaan penelitian dan lapangan kerja menyebabkan ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan. Berdasarkan objeknya, dikenal empat kelompok ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1. Ilmu Matematika
2. Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati
(fisika).
3. Ilmu tentang perilaku (behavioral sciences), baik yang menyoroti kelakuan hewan (animal
behavior) maupun yang menyoroti perilaku manusia (human behavior), Ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku manusia sering dinamakan ilmu-ilmu sosial. Ilmu ini mencakup berbagai ilmu
pengetahuan yang menyoroti setiap bidang dalam kehidupan manusia.
4. Ilmu pengetahuan kerohanian yang merupakan kelompok pengetahuan yang mempelajari
perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia
Berdasarkan sifatnya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan eksak, misalnya Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
2. Ilmu pengetahuan non-eksak, misalnya Sosiologi, Antropologi, Ekonomi dan sejarah.
Berdasarkan Penerapannya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan murni (pure science) bertujuan membentukn dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yang bertujuan mempertinggi mutunya, seperti Antropologi, Sosiologi
dan Sejarah.
2. Ilmu pengetahuan terapan (applied science) bertujuan mempergunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan dalam masyarakat agar bisa membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi, misalnya Akuntansi, Pertanian, Farmasi, Kedokteran dan Jurnalistik.

a. Pengertian Sosiologi
Auguste Comte, seorang filsafat, moralis, dan sekaligus sosiolog berkebangsaan Prancis dalam bukunya “Cours de Philosopie positive” ( filsafat positif ), memperkenalkan istilah “ SOSIOLOGI”. Istilah sosiologi ini merupakan penggabungan dari dua buah kata yang berbeda bahasa, yaitu socius = berteman (bahasa Latin) dan logos = ilmu (bahasa Yunani). Secara etimologis sosiologi berarti ilmu tentang berteman atau ilmu tentang bermasyarakat. Sebagaimana ilmu pengetahuan yang lain, misalnya Biologi (bios berarti kehidupan) artinya berbicara mengenai kehidupan, Geologi (geo berarti bumi) artinya berbicara mengenai bumi, Antropologi (antropos berarti manusia) artinya berbicara perihal manusia.
Sebagai satu ilmu pengetahuan, sosiologi harus memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan. Beberapa definisi sosiologi dikemukakan oleh para sosiolog sebagai berikut ;
1. Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger, definisi sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu. Ada beberapa konsep yang diuraikan dalam definisi sosiologi tersebut, yaitu studi ilmiah, masyarakat dan individu.
a. Sebagai ilmu
Sosiologi adalah studi ilmiah atau bisa disebut juga sebagai ilmu (science). Suatu ilmu dapat dirumuskan dalam dua kerangka berpikir yaitu :
1. Suatu ilmu adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmuah.
2. Suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan data hasil penelitian ilmiah.
Sosiologi adalah suatu ilmu karena mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Apabila sosiologi meninggalkan mitos atau dongeng serta mendasarkan kesimpulannya pada bukti-bukti ilmiah maka Sosiologi adalah suatu ilmu. Sosiologi adalah suatu metode karena menggunakan teknik penelaahan ilmiah. Berabad-abad lamanya manusia dikendalikan oleh pengetahuan yang bersifat dongeng (folklore), kebiasaan dan dugaan. Baru beberapa abad yang lalu manusia mulai berperilaku yang didasarkan pada pengetahuan empiris hasil penelitian ilmiah. Demikian pula sosiologi mulai mengkaji fenomena sosial budaya yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah.
b. Apa itu masyarakat ?
Konsep masyarakat sering kita dengar, misalnya masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Jawa, masyarakat Dayak, masyarakat Bugis dll. Meskipun bisa dihubungan langsung bahwa misalnya masyarakat Dayak artinya orang Dayak, namun konsep masyarakat merupakan konsep yang abstrak dan sulit untuk ditangkap/dimengerti secara benar. Menurut Peter L. Berger, definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. Misalnya, dalam tubuh manusia terdapat bagian-bagian yang membentuk suatu sistem organik biologis, seperti jantung, hati, otak dan bagian-bagian lainnya. Kesatuan dari bagian–bagian tersebut membentuk satu sistem yang namanya “manusia”. Demikian juga dalam masyarakat, didalamya terdiri atas bagian-bagian, yaitu hubungan sosial, misalnya hubungan orang tua dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan atasan bawahan yang keseluruhan hubungan yang luas itu disebut “masyarakat”. Hubungan-hubungan yang terjadipun tidak sembarangan, tetapi memiliki keteraturan. Dalam adat istiadat Indonesia, biasanya anak menghormati orang tua, bawahan menghormati atasan, singkatnya semua berjalan menurut suatu sistem. Masyarakat juga bisa dipahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama seperti agama, olah raga, politik dan lain-lain.
c. Apa itu individu ?
Konsep individu yang dimaksud disini adalah konsep sosiologis. Artinya, hal ini berbeda dengan konsep sosial yang digunakan sehari-hari dan konsep individu dalam ilmu lainnya. Individu dalam konsep sosial yang digunakan sehari-hari merujuk pada pribadi tertentu seperti, Lisa, Budi, Agung, yang menunjuk pada seorang individu. Dalam konsep sosiologis, individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, mempunyai kehendak, memiliki kebebasan, memberi arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak (actor). Sedangkan objeknya, menunjuk pada dunia eksternal manusia atau diluar individu.

2. Max Weber
Menurut Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Hal yang penting dalam definisi sosiologi menurut Weber adalah konsep tindakan sosial. Suatu yang harus bisa dipahami adalah tindakan sosial yang terjadi antara paling kurang dua orang, akan memungkinkan memberikan penjelasan kausal atau sebab akibat. Oleh karena itu, sosiologi menurut Weber bertujuan memberikan penjelasan tentang tindakan manusia atau menghubungkan mengapa sampai manusia bertindak demikian. dan untuk apa ia bertindak demikian. Kesimpulannya adalah bahwa definisi sosiologi Weber menekankan pada individu yang memberikan arti pada sesuatu yang ada diluar dirinya secara subjektif sehingga sosiologi Weber disebut sosiologi interpretatif.
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
4. Soerjono Soekanto
Sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
5. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

6. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah yang mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
dalam beberapa definisi diatas dapat disederhanakan, yaitu sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum. Rasional berarti apa yang dipelajari sosiologi selalu berdasarkan penalaran dan empiris.
b.Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
1. ciri-ciri sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
1.Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). Sosiologi didasarkan pada pengamatan dan penalaran . Pengamatan berarti semua yang berhubungan dengan panca indera manusia, yang dialami dalam kehidupan sosial, sedangkan penalaran berarti semua yang berhubungan dengan akal budi manusia atau bersifat rasional ( rasio = akal budi).
Contoh 1
Masyarakat Tionghoa di Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki jiwa dagang. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat melihat mereka di setiap pusat perbelanjaan, pusat usaha, dan sebagainya. Salah satu penjelasan mengapa mereka memiliki sifat tersebut karena dalam keluarga mereka sudah dididik sejak kecil untuk harus berdagang. Penjelasan ini masuk akal. Jika tidak ada yang tak percaya dengan pernyataan tersebut, bisa mengujinya dalam kehidupan nyata di mana pun orang Tionghoa dapat ditemui sedang berdagang.
Contoh 2
Anak jalanan yang sering dijumpai diperempatan jalan terjadi sebagai akibat rendahnya tinggkat pendidikan dan masalah ekonomi. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat menjumpai anak jalanan, baik yang menjadi pengemias, pengamen maupun yang lainnya. Salah satu munculnya anak jalanan ini disebabkan keluarga tempat mereka tinggal seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perlindungan mengalami masalah ekonomi. Jangankan untuk biaya pendidikan, untuk biaya hidup pun mereka tidak ada. Akhirnya, orang tua anak jalanan ini membiarkan anak-anaknya ikut mencari nafkah membantu keluarga. Penjelasan ini masuk akal. Hal ini dibuktikan dari rendahnya tingkat pendidikan anak jalanan serta keberadan mereka pada saat anak yang lain harus bersekolah, tetapi mereka malah dijumpai di perempatan-perempatan jalan.

2.Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh karena itu secara sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, misalnya usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan. Dari contoh tentang masyarakat Tionghoa dapat dilihat adanya hubungan antara jiwa dagang dan pendidikan keluarga, Terlihat unsur-unsur yang mengakibatkan hubungan sebab akibat sehingga hal ini bisa menjadi satu teori. Dalam contoh anak jalanan juga dapat dilihat adanya hubungan pendidikan dan masalah ekonomi dengan alasan menjadi anak jalanan.
3.Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. Kumulatif berasal dari kata Latin cumulare yang berarti menimbun, menumpuk, makin lama makin besar. Artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama. Dalam kedua contoh tersebut bahwa teori-teori yang digunakan merupakan teori yang sudah ada, misalnya pendidikan dan keluarga.
4.Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. Secara sosiologis, keberadaan anak jalanan dalam contoh tersebut tidak dapat dikatakan jelek dalam analisisnya. Akan tetapi, sosiologi berusaha menjelaskan tentang keberadaan anak jalanan dan penyebab-penyebabnya. Sosiologi bukan cabang ilmu yang membicarakan mana yang baik dan buruk. Cabang ilmu yang membahas hal tersebut yaitu etika, sosiologi berbeda dengan etika.
2. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
•Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
•Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
•Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
•Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.


2. Sosiologi Sebagai Metode
Ketika seorang akan mengupas kentang, terlebih dahulu akan dibahas bagaimana cara mengupas kentang yang baik agar dagingnya tidak terlalu banyak yang terbuang, lalu memilih pisau yang akan dipergunakan untuk mengupas kentang tersebut. Saat membahas bagaimana cara mengupas kentang disebut metodologi, sedangkan penggunaan pisau merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengupas kentang. Untuk itu, harus terlebih dahulu dijelaskan perbedaan antara metode dan metodologi karena sering terjadi pencampuradukkan antara metode dan metodologi.
Metode merupakan cara-cara kerja yang dipergunakan dalam sosiologi untuk mempelajari objeknya, sebagaimana ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Metode berbeda dengan metodologi, metode merupakan tehnis pelaksanaan dari metode penelitian, sedangkan metodologi merupakan pembahasan konsep berbagai metode, kelebihan, dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan digunakan.
Sebagai suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Tehnik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut penalaran.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik yang dipergunakan dalam sosiologi, yaitu :
a. Metode Kualitatif
Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam masyarakat. Yang termasuk metode kualitatif adalah :
1. Metode Historis, yaitu metode pengamatan yang menganalis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2. Metode Komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat. misalnya, perbandingan masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa sekarang.
3. Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah :
a. wawancara (interview)
b. daftar pertanyaan (questionaire)
c. participant observer technique, dimana pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat yang diamati.
b. Metode Kuantitatif
Peneliti mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik dimana gejala-gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.
Disamping metode-metode diatas, masih ada beberapa metode lain, yaitu :
1. Metode Deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan khusus atau suatu proses berpikir yang bermula dari pernyataan umum (premis mayor) ke pernyataan yang bersifat khusus (premis minor) misalnya, untuk meneliti motivasi siswa dan prestasi, dimulai dari teori-teori tentang motivasi, selanjutnya dilihat ke dalam fakta yang ada dilapangan tentang bagaimana prestasi siswa.
2. Metode Induktif adalah suatu proses berpikir yang bermula dari pengamatan terhadap kejadian khusus yang kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Misalnya, untuk mengetahui tentang perilaku masyarakat terasing dalam masyarakat terasing dalam mempertahankan budayanya, peneliti langsung turun dilapangan melakukan observasi (pengamatan). Selanjutnya diperoleh data untuk diolah dan ditarik kesimpulan tentang pola-pola dalam mempertahankan budaya mereka.

5 komentar:

  1. i love sosiologi,mengandung maknah yang sangt berarti dlm kehidupan,...dan mengajarkan pola pukir yang baik,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ka, saya siswi sma kelas 10. Ditugaskan untuk membuat essay sosiologi bertema 'sosiologi sebagai applied science' minimal 5 lembar. Saya belum pernah membuat essay sosiologi sebelumnya. essay yg harus saya buat tidak boleh copy paste dari sumber manapun dan jika bisa gunakan bahasa sendiri yang di mengerti. Jika kaka tidak keberatan, boleh lah memberi masukkan mengenai essay sosiologi. Makasih ka

      Hapus
  2. metode statistik apasih kelemahan dan kelebihannya?

    BalasHapus
  3. Ka, saya siswi sma kelas 10. Ditugaskan untuk membuat essay sosiologi bertema 'sosiologi sebagai applied science' minimal 5 lembar. Saya belum pernah membuat essay sosiologi sebelumnya. essay yg harus saya buat tidak boleh copy paste dari sumber manapun dan jika bisa gunakan bahasa sendiri yang di mengerti. Jika kaka tidak keberatan, boleh lah memberi masukkan mengenai essay sosiologi. Makasih ka

    BalasHapus