Selasa, 01 Maret 2011

Sejarah Kalimantan

Sejarah Kalimantan menggambarkan perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak zaman prasejarah ketika manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.
Daftar isi:
1. Zaman prasejarah
2. Zaman Pengaruh India (Agama Hindu)
3. Zaman Pengaruh Sriwijaya dan Awal Kedatangan Islam
4. Zaman Pengaruh Singhasari dan Majapahit
5. Zaman Kekuasaan Majapahit dan Awal Kesultanan Islam
6. Zaman Pengaruh Awal VOC
7. Zaman Kekuasaan VOC
8. Zaman Hindia Belanda
9. Zaman Jepang
10. Zaman NICA dan Federalisme
11. Zaman modern

1. Zaman prasejarah
Bangsa Austronesia memasuki pulau ini dari arah utara kemudian mendirikan pemukiman komunal rumah panjang. Peperangan antar-klan menyebabkan pemukiman yang selalu berpindah-pindah. Adat pengayauan yang dibawa dari Formosa (Taiwan) dan kepercayaan menghormati leluhur dengan tradisi kuburan tempayan merupakan ciri umum kebiasaan penduduknya. Pulau Kalimantan ini dikenal di seluruh dunia dengan nama Borneo yaitu sejak abad ke-15 M. Nama Borneo itu berasal dari nama pohon Borneol {bahasa Latin: Dryobalanops camphora)yang mengandung (C10H17.OH) terpetin, bahan untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan, kemudian oleh para pedagang dari Eropa disebut pulau Borneo atau pulau penghasil borneol, Kerajaan Brunei yang ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama Brunei itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo" dan selanjutnya nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia. Nama Pulau ini di identikkan dengan nama Kerajaan Brunei saat itu (Yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan kerajaan yang terbesar di pulau ini, sehingga para pedagang dari seluruh penjuru dunia yang akan berkunjung ke Pulau ini yang ditujunya meraka adalah Kerajaan terbesar dipulau ini saat itu yaitu Kerajaan Brunei, sehingga pulau ini kemudian disebut Pulau Brunei yang oleh pedagang Eropa kemudian di pelatkan menjadi "Borneo". Nama Kalimantan dipakai di Kesultanan Banjar kemudian oleh pemerintah Republik Indonesia dipakai sebagai nama Provinsi Kalimantan.
• 8000 SM : Migrasi manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan.
• 2500 SM : Migrasi nenek moyang suku Dayak dari Formosa (Taiwan) ke Kalimantan membawa tradisi ngayau.
• 1500 SM : Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Kalimantan.
2. Zaman Pengaruh India (Agama Hindu)
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Para pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu yang telah mendapat pengaruh budaya India memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan untuk memenuhi permintaan pasar. Lokasi pertambangan emas berkembang menjadi pemukiman sehingga diperlukan adanya suatu kepemimpinan. Pengaruh India ditandai munculnya kerajaan tahap awal dengan pemakaian gelar Maharaja bagi pemimpin suatu kekerabatan (bubuhan) dan sekelompok orang lainnya yang bergabung dalam kepemimpinannya dalam kesatuan wilayah wanua (distrik), yang saling berseberangan dengan wanua-wanua tetangganya yang dihuni keluarga lainnya dengan dikepalai tetuanya sendiri. Gelar India Selatan warman (yang melindungi) dilekatkan pada penguasa wanua tersebut, yang kemudian memaksa wanua-wanua tetangganya membayar upeti berupa emas dan hasil alam yang laku diekspor. Klan-klan (bubuhan) mulai disatukan oleh suatu kekuatan politik yang memusat menjadi sebuah mandala (kerajaan) yang sebenarnya bukan tradisi Austronesia. Kerajaan awal ini sudah merupakan campuran ras yang datang dari beberapa daerah, tetapi di pedalaman bangsa Austronesia masih hidup dalam komunitas rumah panjang yang mandiri dan terpisah serta saling berperang untuk berburu kepala.
• 200 : Penduduk Nusa Kencana migrasi ke pulau Bawean selanjutnya ke pulau Jawa, sebagian melanjutkan perjalanan ke pulau Pawinian (Karimun Jawa) menuju Sumatera.
• 400 : Pendatang India meng-Hindu-kan raja dari Kerajaan Kutai sehingga terbentuklah kerajaan Hindu pertama di Nusantara. Prasasti Yupa dan Lesong Batu oleh Raja Mulawarman menandai zaman sejarah.
• 525 : Suku Melayu yang sudah mendapat pengaruh India memperkenalkan sistem kerajaan kepada bangsa Austronesia di lembah sungai Tabalong yaitu suku Maanyan dan suku Bukit sehingga berdirinya Kerajaan Tanjungpuri/Kerajaan Nan Sarunai berpusat di Tanjung.
• 600 : Sebagian Proto Suku Dayak Maanyan bermigrasi ke Madagaskar.
3. Zaman Pengaruh Sriwijaya dan Awal Kedatangan Islam
• 700 : Pengaruh Kerajaan Melayu dan Sriwijaya ditandai penemuan patung Buddha Dipamkara dan batu bertulis aksara Pallawa "siddha" dari abad ke-7 di sungai Amas, Kalimantan Selatan.
• 745 : Kedatangan Islam pertama kali di Nusantara ditandai penemuan Batu Nisan Sandai di Sandai, Ketapang wilayah Kerajaan Tanjungpura bertarikh 127 Hijriah (745 M).
• 1076: Kerajaan Bulungan berpusat di kawasan Bulungan sampai tahun 1156.
• 1156: Pusat Kerajaan Bulungan berpindah ke pesisir yakni, di kawasan sungai Kayan sampai 1216.
4. Zaman Pengaruh Singhasari dan Majapahit
Pengaruh Singhasari terutama pada Bakulapura di barat daya Kalimantan.
• 1292 : Ratu Sang Nata Pulang Pali I memerintah Kerajaan Landak, Kalimantan Barat.
• 1300 : Aji Batara Agung Dewa Sakti menjadi Raja Kutai Kartanegara I sampai tahun 1325. Ia mendirikan kerajaannya di Tepian Batu yang kini dinamakan Kutai Lama.
• 1325 : Aji Batara Agung Paduka Nira menjadi Raja Kutai Kartanegara II sampai tahun 1360.
• 1340 : Patih Gumantar memerintah di Kerajaan Mempawah.
5. Zaman Kekuasaan Majapahit dan Awal Kesultanan Islam
• 1360 : Aji Maharaja Sultan menjadi Raja Kutai Kartanegara III sampai tahun 1420. Walupun raja belum memeluk Islam, dari gelarnya menunjukkan sudah munculnya pengaruh Islam.
• 1362 : Nan Sarunai Usak Jawa, serangan yang terulang oleh Marajampahit (Majapahit) terhadap Kerajaan Nan Sarunai/Kerajaan Kuripan menyebabkan suku Bukit menyingkir ke pegunungan Meratus dan suku Maanyan menyingkir ke daerah yang ditempati suku Lawangan.
• 1365 : Nagarakretagama digubah oleh mpu Prapañca menyebutkan negeri-negeri di Nusa Tanjungnagara yang berada dibawah perlindungan Majapahit dibawah Patih Gajah Mada yaitu negeri-negeri Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano di pulau Tanjungpura.
• 1383 : Awang Alak Betatar bergelar Sang Aji menjadi Sultan Brunei I sampai tahun 1402.
• 1385 : Dara Juanti sebagai Raja Puteri di Kerajaan Sintang dilamar oleh Patih Logender yang berasal dari Majapahit.
• 1387 : Kerajaan Negara Dipa didirikan oleh Ampu Jatmika yang berasal dari Keling. Menurut Veerbek (1889:10) Keling, propinsi Majapahit di barat daya Kediri.
• 1394 : Kerajaan Tidung berpusat di Pimping bagian barat dan Tanah Kuning sampai tahun 1557
• 1400 : Baddit Dipattung, Raja Berau I dengan pusat pemerintahannya di Sungai Lati, Gunung Tabur, Berau.
• 1408 : Pateh Berbai menjadi Sultan Brunei II sampai tahun 1425.
• 1420 : Aji Raja Mandarsyah menjadi Sultan Kutai IV sampai tahun 1475. Islam datang di Kutai pada masa pemerintahannya dibawa oleh Tuan Tunggang Parangan.
• 1425 : Syarif Ali yang berasal dari Mekkah menjadi Sultan Brunei III sampai tahun 1432.
• 1429 : Bhre Tanjungpura dijabat oleh Manggalawardhani Dyah Suragharini [= Putri Junjung Buih?] puteri dari Bhre Tumapel II (= abangnya Suhita) berkuasa sampai tahun 1464.
• 1431 : Kota Sukadana menjadi pusat Kerajaan Tanjungpura sampai dengan tahun 1724 sejak pemerintahan Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).
• 1432 : Adipati Agong menjadi Sultan Brunei IV sampai tahun 1485.
• 1441 : Nisan dari batu andesit ditemukan di Keramat Tujuh, Kabupaten Ketapang bertuliskan huruf Arab bertarikh tahun 1363 Saka. Bentuk nisannya berasal dari abad terakhir Majapahit.
• 1472 : Raden Ismahayana gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua menjadi Raja Landak sampai 1542.
• 1475 : Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya menjadi Raja Kutai Kartanegara V sampai tahun 1545.
• 1478 : Maharaja Sari Kaburungan menjadi raja Kerajaan Negara Daha yang berpusat di Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan. Islam datang pada masa pemerintahannya, karena seorang anaknya menikah dengan putri dari Sunan Giri.
• 1485 : Bolkiah menjadi Sultan Brunei V sampai tahun 1524.
• 1516 : Putri Petung menjadi Ratu Pasir sampai tahun 1567. Penguasa Pasir yang pertama ini berasal dari Kuripan (Negara Daha).
• 1524 : Abdul Kahar menjadi Sultan Brunei VI sampai tahun 1530.
• 24 September 1526 : Suriansyah, Sultan Banjar I memeluk Islam diperingati sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin. Kerajaan yang baru berdiri ini melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha atas dukungan Kesultanan Demak.
• 1533 : Saiful Rizal menjadi Sultan Brunei VII sampai tahun 1581.
• 1538 : Kerajaan Tanjungpura dipimpin oleh Panembahan Baruh (1538-1550
• 1545 : Aji Raja Mahkota Mulia Alam menjadi Raja Kutai Kartanegara VI sampai tahun 1610, raja pertama yang memeluk Islam.
• 1550 : Rahmatullah menjadi Sultan Banjar II sampai tahun 1570.
• 1557 : Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet memerintah Kerajaan Tidung sampai tahun 1571 berlokasi di kawasan Pamusian wilayah Tarakan Timur.
• 1567 : Raja Aji Mas Patih Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1607.
• 1570 : Hidayatullah I menjadi Sultan Banjar III sampai tahun 1595.
• 1571 : Amiril Pengiran Dipati I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1613.
• 1581 : Shah Brunei menjadi Sultan Brunei VIII sampai tahun 1582.
• 1582 : Muhammad Hasan menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1598.
• 1590 : Penguasa Kerajaan Tanjungpura memeluk Islam dengan memakai gelar Panembahan dan Giri, yaitu Panembahan Giri Kusuma dan mengubah nama kerajaan Hindu Tanjungpura menjadi kerajaan Islam Matan (Kerajaan Sukadana).
6. Zaman Pengaruh Awal VOC
• 1595 : Mustainbillah menjadi Sultan Banjar IV sampai tahun 1638.
• 1596 : Pedagang Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
• 1598 : Abdul Jalilul Akbar menjadi Sultan Brunei X sampai tahun 1659.
• 1599 : Sultan Brunei mengadakan perhubungan dengan Spanyol di Manila.
• 1600 : Anam Jaya Kesuma menjadi penguasa Kerajaan Landak.
• 1600 : Oliver van Noord, pedagang Belanda datang ke Brunei.
• 1600 : Abang Pencin alias Pangeran Agung yang memerintah tahun 1600 - 1643 adalah Raja Sintang yang pertama memeluk Islam.
• 1604 : Kerajaan Matan/Sukadana mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC) yang menimbulkan kemarahan Raja Mataram.
• 1607 : Raja Aji Mas Anom Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1644.
• 1607 : 17 Juli 1607 Ekspedisi VOC dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, semua ABK dibunuh sebagai pembalasan atas perampasan kapal jung Banjar di Banten tahun 1596.
• 1609 : VOC melakukan pakta kerja sama dengan Kesultanan Sambas.
• 1610 : Aji Dilanggar menjadi Sultan Kutai VII sampai tahun 1635.
• 1610 : Raja Kudung memerintah Kerajaan Landak yang berpusat di Pekana, Karangan.
• 1612 : Kompeni Belanda menembak hancur Banjar Lama ibukota Kesultanan Banjar, sehingga ibukotanya dipindahkan ke Martapura. Kongsi Perdagangan Inggris yang diketuai oleh Sir Hendry Middleton datang ke Brunei.
• 1613 : Amiril Pengiran Singa Laoet menjabat Raja Tidung sampai tahun 1650.
• 1622 : Giri Mustika menjadi sultan kerajaan Matan/Sukadana dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659). Kesultanan Mataram mengirim Tumenggung Bahurekso, Bupati Kendal menyerang Kerajaan Sukadana, serangan ini mengkhawatirkan kerajaan-kerajaan Kalimantan akan serangan Mataram.
• 1625 : Muhammad Ali menjadi Sultan Brunei XII sampai 1660.
• 1626 : Produksi lada Banjar sangat meningkat, sehingga VOC berusaha untuk memperoleh monopoli lada, dan berusaha menghilangkan kejadian tahun 1612 yaitu penyerbuan Belanda terhadap kerajaan Banjar. Belanda juga meminta maaf atas perbuatannya merampok kapal kesultanan Banjar dalam pelayaran perdagangan ke Brunei 4 Juli 1626. Perdagangan kerajaan Banjar diarahkan ke Cochin Cina tidak ke Batavia.
• 1635 : 17 Juni 1635 Kapal Pearl Inggris tiba di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory.
• 1635 : 4 September 1635 Sultan Banjar diwakili oleh Syahbandar Ratna Diraja Goja Babouw mengadakan kontrak dagang pertama di Betawi dengan Kompeni Belanda yang wakili oleh : Hendrik Brouwer, Antonio van Diemen, Jan van der Burgh, Steven Barentszoon. VOC juga membantu Banjar untuk menaklukan bagian timur Kalimantan (Pasir).
• 1635 : Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai VIII sampai tahun 1650. Raja ini menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura.
• 1636 : Kesultanan Banjar mengklaim daerah sepanjang Kesultanan Sambas sampai Kesultanan Berau sebagai wilayahnya karena saat itu Banjarmasin sudah memiliki kemampuan militer untuk menghadapi serangan dari Mataram.
• 1638 : Inayatullah menjadi Sultan Banjar V sampai tahun 1645. Kerajaan Matan/Sukadana dan bawahannya Kerajaan Mempawah mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar. Raja Muhammad Zainudin dari Kerajaan Matan memindahkan ibukota kerajaan dari sungai Matan ke Indra Laya yang disebut Kerajaan Indra Laya.
• 1638 : Contract Craemer menolak permintaan Sultan Banjar untuk mengirimkan lada ke Makassar, pecahlah perang anti VOC sebanyak 108 orang Belanda, 21 orang Jepang dibunuh, dan loji VOC dibakar serta penghancuran terhadap kapal-kapal VOC di Banjarmasin.
• 1640 : Gubernur Jenderal VOC Antonio van Diemen memerintahkan agar permusuhan dengan Kerajaan Banjar dihentikan dan hanya menuntut 50.000 real sebagai ganti rugi kejadian tahun 1638.
• 1644 : Raja Aji Anom Singa Maulana menjadi Raja Pasir sampai tahun 1667.
• 1645 : Saidullah menjadi Sultan Banjar VI sampai tahun 1660.
• 1650 : Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura menjadi Sultan Kutai IX sampai tahun 1665. Amiril Pengiran Maharajalila I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1695.
• 1659 : Muhammad Zainuddin I memerintah Kerajaan Matan/Indra Laya (1659-1724). Abdul Jalilul Jabbar menjadi Sultan Brunei XI sampai tahun 1660.
• 1660 : Rakyatullah menjadi Sultan Banjar VII sampai 1663, ia membuat perjanjian dengan VOC 18 Desember 1660. Abdul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673.
• 1661 : Abdul Hakkul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673. Utusan kerajaan Sukadana datang di Kesultanan Banjar untuk melaporkan bahwa Sukadana kembali menjadi daerah pengaruh dari Kesultanan Banjar semenjak sebelumnya pada tahun 1638.
• 1662 : Menurut Barra pada tahun 1662 hanya ada 12 jung orang Melayu, Inggris, Portugis mengangkut lada dan emas ke Makassar, sementara di Pelabuhan Banjarmasin dipenuhi lebih dari 1000 perahu layar, baik perdagangan interinsuler maupun perdagangan inter-kontinental.
• 1663 : Sultan Amrullah menjadi Sultan Banjar VIII, tetapi ia kemudian dikudeta oleh Sultan Agung menjadi Sultan Banjar IX sampai tahun 1679, dengan bantuan suku Biaju dan memindahkan ibukota ke Sungai Pangeran, Banjarmasin.
• 1665 : Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura menjadi Sultan Kutai X sampai tahun 1686.
• 1667 : Panembahan Sulaiman I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1680.
• 21 Januari 1668 : Lamohang Daeng Mangkona mendirikan Kota Samarinda yang penduduknya dikenal sebagai suku Bugis Samarinda Seberang.
• 1670 : Sultan Muhammad Tajuddin dari Sambas memerintah sampai tahun 1708.
• 1672 : Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa’idul Khairiwaddien, sebagai Raja Sintang yang pertama memakai gelar Sultan memerintah sampai tahun 1737.
• 1673 : Muhyiddin menjadi Sultan Brunei XIV sampai tahun 1690.
• 1675 : Muhammad Syafeiuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 16701675 - 1685.
• 1679 : Pangeran Dipati Antakusuma mendirikan Kerajaan Kotawaringin, pecahan wilayah Kesultanan Banjar paling barat yang berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura.
• 1680 : Amirullah Bagus Kusuma naik tahta kembali menjadi Sultan Banjar X sampai tahun 1700. Panembahan Adam I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1705. Raja Senggauk menjadi Raja Mempawah.
• 1686 : Ratu Agung, wanita pertama memimpin Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1700.
• 18 Januari 1689 : Penyebar agama Katolik, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dari Goa, India.
• 25 Juni 1689 : Kapal Portugis dibawah pimpinan Kapten Cotingo memasuki daerah Pulau Petak di kabupaten Kapuas dan menjalin hubungan dengan suku Dayak Ngaju.
• 1690 : Nassaruddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1705.
• 1695 : Amiril Pengiran Maharajalila II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1731.
• 1699 : Pada bulan April, dua orang bangsa Inggris Henry Watson dan Captain Cotesworth diinstruksikan mendirikan factory/gudang di Banjarmasin.
• 1700 : Hamidullah menjadi Sultan Banjar XI sampai tahun 1734. Aji Pangeran Dipati Tua menjadi Sultan Kutai Kartanegara XII yang sampai tahun 1710. Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan pewarisan intan kobi. Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan dibawah kuasa Kesultanan Banten.
• 1701 : Sesudah kekalahan orang-orang Banjar dalam Perang Inggris-Banjar I pada Oktober 1701, orang-orang Cina kehilangan tempat dan hak mereka dalam pasar lada. Karena sebagian besar tindakan raja Banjar diatur oleh Inggris sebagai pemenang perang, maka diperintahkanlah semua rakyatnya untuk menjual ladanya kepada orang-orang di bawah pengawasan Inggris, yang mendirikan tempat penjagaan yang terletak di muara sungai Barito.
• 1703 : Sultan Aji Muhammad Alamsyah menjadi Sultan Pasir I sampai tahun 1726, untuk pertama kalinya penguasa Pasir bergelar Sultan.
• 1705 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei (periode I) sampai tahun 1730.
• 1707 : Orang-orang Inggris diusir dari Banjar dalam Perang Inggris-Banjar II tahun 1707, sehingga orang-orang Cina dapat bebas kembali untuk mengadakan transaksi dengan para pedagang lada Banjar dan Biaju. Jumlah orang-orang Cina yang berkumpul di daerah Kesultanan Banjar makin hari makin besar terdiri atas pedagang-pedagang jung dan pedagang-pedagang menetap.
• 1708 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1732.
• 1710 : Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIII sampai tahun 1735.
• 1724 : Pemerintahan Kerajaan Matan/Sukadana oleh Sultan Ma’aziddin (1724-1762).
• 1726 : Sebagai menantu dari Sultan Pasir, La Madukelleng (Pahlawan Nasional) menjabat Raja Pasir sampai tahun 1736.
• 1730 : Muhammad Alauddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1745.
• 1731 : Wira Amir menjadi Sultan Bulungan I sampai tahun 1777. Amiril Pengiran Dipati II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1765.
• 1732 : Abubakar Kamaluddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1762. Ibukota Kesultanan Kutai dipindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
• 1733 : Panglima perang dari La Madukelleng (Arung Singkang) menyerang Banjarmasin tetapi mengalami kegagalan.
• 1734 : Tamjidillah I menjadi Sultan Banjar XII sampai tahun 1759.
• 1735 : Aji Muhammad Idris menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIV sampai tahun 1778.
• 1736 : Sultan Sepuh I Alamsyah menjadi Sultan Pasir II sampai tahun 1766.
• 1740 : Panembahan Mempawah, Opu Daeng Manambung mendatangkan pekerja tambang dari daratan Cina.
• 1745 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1762 untuk kedua kalinya.
• 1747 : Kompeni Belanda mendirikan benteng di Pulau Tatas (Banjarmasin) merupakan permukiman Eropa pertama di Kalimantan hingga tahun 1810 kemudian ditinggalkan oleh Marshall Daendels sesuai perjanjian dengan Sultan Banjar.
• 1750 : Puana Dekke meminta ijin kepada Tamjidullah I untuk mendirikan pemukiman di tenggara Kalsel yang kelak dikenal sebagai Suku Bugis Pagatan.

Objek Kajian Sosiologi

1. Masyarakat sebagai sistem sosial
Sebagaimana ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat (society) yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu syaraka, yang artinya ikut serta atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial dan rasa kebersamaan.

beberapa definisi tentang masyarakat yang dikemukakan para sosiolog sebagai berikut :
1. Ralph Linton
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur dirinya dan menggangap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
2. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bekerja sama yang menghasilkan kebudayaan.
3. Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan (agamawi) dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
4. Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotannya.

5. Paul B. Horton
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
Walaupun dari beberapa definisi tersebut berbeda-beda, tetapi pada dasarnya isinya sama, yaitu masyarakat mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
1. Manusia yang hidup bersama, bukan individu yang hidup secara sendiri-sendiri. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis berarti masyarakat memiliki jumlah minimal dua orang.
2. Bercampur untuk jangka waktu yang lama. Kumpulan manusia akan berbeda-beda dengan kumpulan benda mati. Sebagai akibat berkumpulnya manusia, akan timbul manusia-manusia baru. Mereka dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti.. Mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan dan perasanya. Akibat hidup bersama, timbul sistem komunikasi dan timbul peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam kelompok tersebut.
3. Setiap individu sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan, berarti terdapat kesadaran dari setiap individu bahwa hal yang dilakukan mereka berpengaruh terhadapa masyarakat, misalnya apabila berbuat jahat akan mendapat sanksi.
4. Masyarakat merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan hidup bersama ini menimbulkan kebudayaan sebab setiap anggota kelompok merasa terikat satu dengan yang lain.
Pengertian istilah masyarakat berbeda dengan istilah rakyat, rakyat merupakan keseluruhan penduduk suatu daerah tanpa melihat cara bergaul atau cara hidupnya. Dalam hal ini, yang dipentingkan, yaitu faktor kehendak umum yang diekspresikan oleh seluruh penduduk setempat. Jika dilihat dari sudut Ilmu Politik, istilah rakyat digunakan untuk membedakan rakyat dan pemerintahannya. Pemerintah yang menguasai, rakyat yang dikuasai sehingga rakyat dalam hal ini menunjuk pada ;
1. Sejumlah besar penduduk;
2. Mempunyai kehendak umum bersama;
3. Dihadapkan pada pemerintah yang mengatur dan memerintah kehendak tadi.

Adapun dalam istilah bangsa lebih mementingkan soal nasib bersama dari orang-orang yang hidup dari suatu daerah yang menyerahkan soal nasib bersama kepada negara, yang memiliki wewenang mutlak untuk menjamin nasib bersama dari orang banyak tersebut. Istilah bangsa yang banyak dipakai dalam politik internasional, lebih merupakan tanda (attribute) dari negara, sedangkan isi suatu negara adalah bangsa.

Terbentuknya masyarakat. Kelompok sosial (masyarakat) terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran perasaan dan keinginan-keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia itu mempunyai dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk untuk menjadi satu dengan manusia lainnya untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.

2. Organisasi Sosial
Mungkin kalian aktif di kegiatan sekolah, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Pramuka dan PMR ( Palang Merah Remaja). Hal ini merupakan contoh organisasi sosial.
Organisasi sosial adalah suatu sistem sosial yang :
1. bersifat langgeng.
2. memiliki identitas kolektif yang tegas.
3. memiliki daftar anggota yang terperinci.
4. memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada pencapaian
tujuan yang jelas.
5. memiliki prosedur untuk menerima anggota baru serta mengeluarkan anggota
lama.
Jika organisasi sosial merupakan sistem sosial, berarti di dalamnya akan ditemui konsep yang berhubungan dengan sistem sosial. seperti fungsi, integrasi dan kelompok. Semua konsep tersebut, bisa digunakan untuk menganalisis atau memahami organisasi sosial.
Contoh 1
Keluarga merupakan sistem sosial, lebih kurang bersifat langgeng, sedangkan kelompok bermain tidak bersifat langgeng. Di dalam keluarga juga terdapat daftar anggota yang terperinci. Dalam keluarga terdapat kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) yang dimiliki anggotannya. Di dalam keluarga terdapat sejumlah kegiatan, misalnya suami pergi mencari nafkah serta istri mengasuh anak. Interaksi suami-istri dalam keluarga merupakan sistem sosial. Keanggotaan dalam keluarga akan otomatis jika merupakan anak kandung. Akan tetapi, berbeda halnya jika anak adopsi tidak akan otomatis, melainkan memerlukan prosedur hukum yang berlaku. Dari semua kriteria organisasi sosial bisa dilihat bahwa keluarga merupakan contoh organisasi sosial.
Contoh 2
Organisasi politik, misalnya Partai X juga merupakan contoh organisasi sosial. Seseorang yang akan menjadi anggota harus mendaftarkan diri sebagai anggota, Karena itu, terdapat daftar anggota yang terperinci. Seseorang yang sudah menjadi anggota akan mempunyai kekuatan hukum atau secara formal. Anggota Partai X akan mempunyai hak dan kewajiban sehingga jika ada kelalaian dalam melaksanakan kewajiban akan ada prosedur organisasi untuk menanganinya.

Dari kedua contoh tersebut dapat dilihat ada perbedaan diantara keduanya. Organisasi sosial dapat dibagi dua, yaitu organisasi sosial formal dan informal.
1. Organisasi Formal
Menurut Robert M.Z. Lawang, keanggotaan dalam organisasi formal memiliki kekuatan hukum. Kelalaian menjalankan kewajiban juga diatur menurut suatu peraturan atau hukum suatu organisasi tertentu. Semua anggota terikat oleh suatu hukum yang sama. Menurut William Kornblum, organisasi formal merupakan organisasi yang memiliki seperangkat norma, status dan peran yang jelas dan seringkali tertulis, yang mengatur hubungan antar anggotannya. Misalnya, OSIS, Pramuka, KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia), PDI, TNI dan lain-lain.
2. Organisasi Informal
Menurut Robert M.Z. Lawang, organisasi informal merupakan organisasi yang tidak memberikan prosedur yang resmi dalam menindak anggotannya yang menyimpang. Apabila terjadi permasalahan, biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah atau mengembangkan mekanisme yang khas untuk mengatasinya sehingga tidak ada sifat-sifat tegas, terperinci, jelas, dan prosedur resmi seperti dalam organisasi formal. Menurut William Kornblum, organisasi informal adalah kelompok yang memiliki kesepakatan tentang norma dan status, tetapi kesepakatan ini tidak tertulis. Contoh dari organisasi jenis ini, yaitu keluarga.

3. Kelompok Sosial
Pengertian kelompok. Secara sederhana, kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Terdapat beberapa klasifikasi kelompok, antara lain :
1. Kelompok sosial yang teratur
a. In-group dan out-group
Istilah in-group memiliki arti, kelompok-kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan anggota kelompok. Misalnya Wati adalah siswa kelas XA SMA 1 Menjalin, maka yang menjadi in-group Wati adalah seluruh siswa kelas XA. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya, dengan kata lain kelompok yang berada diluar kelompok dirinya. Misalnya, out-group bagi Wati adalah kelas selain kelas XA , yaitu XB, XC.
b. Kelompok primer dan sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok kecil yang anggota-anggotannya memiliki hubungan dekat, kerjasama erat yang bersifat pribadi dan sebagai salah satu hasil peleburan dari individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Misalnya keluarga dan kelompok bermain. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan-hubungan antar anggota bersifat impersonal (tidak bersifat pribadi) terpisah-pisah dan didasarkan apada asas manfaat. Misalnya serikat pekerja, komite sekolah, kesebelasan sepakbola.
c. Gemeinschaft (Paguyuban) dan Gesselschaft ( Patembayan)
Konsep ini dikembangkan oleh Ferdinand Tonnies yang kurang lebih sama dengan konsep kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). Gemienschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-angotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungannya yaitu rasa cinta, bersifat nyata dan organis, misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.
Apabila terjadi pertentangan antar anggota-anggota suatu gemeinschaft, pertentangan tersebut tidak dapat dibatasi dalam suatu hal saja, tetapi akan menjalar ke bidang-bidang lainnya karena hubungan yang menyeluruh antara anggota-anggotannya.

Terdapat 3 tipe gemeinschaft, yaitu ;
1. Gemeinschaft by blood, merupakan gemeinschaft berupa ikatan yang didasarkan pada ikatan
darah atau keturunan, misalnya keluarga, marga atau kelompok kekerabatan .
2. Gemeinschaft of place, merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang
berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong-menolong, misalnya Rukun
Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW).
3. Gemeinschaft of mind, merupakan merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri atas orang-
orang yang walaupun tidak memiliki hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak
berdekatan, tetapi mereka memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang dianut
sama, misalnya Mudika, kelompok pengajian.

Gesselschaft (patembayan) adalah ikatan untuk jangka waktu yang pendek bersifat formal, dan mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi buruh dalam suatu pabrik.
Dalam gesselschaft, pertentangan-pertentangan yang terjadi dapat dibatasi karena gesselschaft terdapat public life, yang artinya bahwa hubungannya bersifat untuk semua orang, batas-batas antara “kami” dengan “bukan kami” kabur.
Dari kedua kelompok tersebut dapat dilihat bahwa dalam masyarakat paguyuban (gemeinschaft) hubungan kelompok primer lebih dominan, sedangkan dalam masyarakat patembayan (gesselschaft) yang dianggap penting adalah hubungan kelompok primer.

2. Kelompok sosial yang tidak teratur
1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, antara lain sebagai berikut :
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial, antara lain
1. Penonton atau pendengar yang formal, yaitu kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, misalnya penonton bioskop.
2. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan, yaitu kerumunan yang perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkan, misalnya orang yang sedang berpesta.

b. Kerumunan yang bersifat sementara
1. Kumpulan yang kurang menyenangkan, misalnya kumpulan orang yang sedang antre tiket bioskop.
2. Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik.
3. Kerumunan penonton karena orang-orang ingin melihat suatu kejadian tertentu. Hampir sama seperti khalayak penonton, bedanya adalah bahwa kerumunan itu tidak direncanakan.
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum, terdiri atas
1. Kerumunan yang bertindak emosional, mereka biasanya bertujuan mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik, misalnya sekelompok demonstran yang bersifat brutal untuk memprotes suatu kebijakan.
2. Kerumunan yang bersifat immoral, misalnya orang sedang mabuk dipinggir jalan.
2. Publik
Publik adalah kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti radio, desas-desus, atau film yang memungkinkan publik untuk memiliki pengikut yang lebih luas dan lebih banyak. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individu, misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum.

Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode

1.Sosiologi sebagai ilmu
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera atau segala sesuatu yang kita ketahui dari berbagai sumber, yaitu bernalar, pengalaman, dan intuisi. Pengetahuan memerlukan pembuktian kebenaran untuk menghilangkan prasangka, kira-kira dan ketidakpastian. Sebaliknya, kepercayaan (beliefs), takhyul (superstitions) dan khayalan (imagination) tidak memerlukan pembuktian seperti di atas. Misalnya, agar bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi yang diinginkan, seseorang pergi ke dukun dengn meminta ajimat yang harus dibawa ketika ujian berlangsung. Pergi ke dukun untuk memperoleh ajimat merupakan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan menimbulkan ketidakpastian. Pengetahuan bertujuan mencari kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian tersebut. Oleh karena itu, tidak semua pengetahuan adalah ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang disebut sebagai ilmu pengetahuan. Sebagai sebuah ilmu, Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis. Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam ilmu pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Setelah bisa diterima oleh umum, ilmu pengetahuan harus ditujukan pada suatu sasaran tertentu, misalnya masyarakat, manusia dan gejala alam.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Perbedaan penelitian dan lapangan kerja menyebabkan ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan. Berdasarkan objeknya, dikenal empat kelompok ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1. Ilmu Matematika
2. Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati
(fisika).
3. Ilmu tentang perilaku (behavioral sciences), baik yang menyoroti kelakuan hewan (animal
behavior) maupun yang menyoroti perilaku manusia (human behavior), Ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku manusia sering dinamakan ilmu-ilmu sosial. Ilmu ini mencakup berbagai ilmu
pengetahuan yang menyoroti setiap bidang dalam kehidupan manusia.
4. Ilmu pengetahuan kerohanian yang merupakan kelompok pengetahuan yang mempelajari
perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia
Berdasarkan sifatnya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan eksak, misalnya Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
2. Ilmu pengetahuan non-eksak, misalnya Sosiologi, Antropologi, Ekonomi dan sejarah.
Berdasarkan Penerapannya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan murni (pure science) bertujuan membentukn dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yang bertujuan mempertinggi mutunya, seperti Antropologi, Sosiologi
dan Sejarah.
2. Ilmu pengetahuan terapan (applied science) bertujuan mempergunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan dalam masyarakat agar bisa membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi, misalnya Akuntansi, Pertanian, Farmasi, Kedokteran dan Jurnalistik.

a. Pengertian Sosiologi
Auguste Comte, seorang filsafat, moralis, dan sekaligus sosiolog berkebangsaan Prancis dalam bukunya “Cours de Philosopie positive” ( filsafat positif ), memperkenalkan istilah “ SOSIOLOGI”. Istilah sosiologi ini merupakan penggabungan dari dua buah kata yang berbeda bahasa, yaitu socius = berteman (bahasa Latin) dan logos = ilmu (bahasa Yunani). Secara etimologis sosiologi berarti ilmu tentang berteman atau ilmu tentang bermasyarakat. Sebagaimana ilmu pengetahuan yang lain, misalnya Biologi (bios berarti kehidupan) artinya berbicara mengenai kehidupan, Geologi (geo berarti bumi) artinya berbicara mengenai bumi, Antropologi (antropos berarti manusia) artinya berbicara perihal manusia.
Sebagai satu ilmu pengetahuan, sosiologi harus memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan. Beberapa definisi sosiologi dikemukakan oleh para sosiolog sebagai berikut ;
1. Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger, definisi sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu. Ada beberapa konsep yang diuraikan dalam definisi sosiologi tersebut, yaitu studi ilmiah, masyarakat dan individu.
a. Sebagai ilmu
Sosiologi adalah studi ilmiah atau bisa disebut juga sebagai ilmu (science). Suatu ilmu dapat dirumuskan dalam dua kerangka berpikir yaitu :
1. Suatu ilmu adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmuah.
2. Suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan data hasil penelitian ilmiah.
Sosiologi adalah suatu ilmu karena mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Apabila sosiologi meninggalkan mitos atau dongeng serta mendasarkan kesimpulannya pada bukti-bukti ilmiah maka Sosiologi adalah suatu ilmu. Sosiologi adalah suatu metode karena menggunakan teknik penelaahan ilmiah. Berabad-abad lamanya manusia dikendalikan oleh pengetahuan yang bersifat dongeng (folklore), kebiasaan dan dugaan. Baru beberapa abad yang lalu manusia mulai berperilaku yang didasarkan pada pengetahuan empiris hasil penelitian ilmiah. Demikian pula sosiologi mulai mengkaji fenomena sosial budaya yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah.
b. Apa itu masyarakat ?
Konsep masyarakat sering kita dengar, misalnya masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Jawa, masyarakat Dayak, masyarakat Bugis dll. Meskipun bisa dihubungan langsung bahwa misalnya masyarakat Dayak artinya orang Dayak, namun konsep masyarakat merupakan konsep yang abstrak dan sulit untuk ditangkap/dimengerti secara benar. Menurut Peter L. Berger, definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. Misalnya, dalam tubuh manusia terdapat bagian-bagian yang membentuk suatu sistem organik biologis, seperti jantung, hati, otak dan bagian-bagian lainnya. Kesatuan dari bagian–bagian tersebut membentuk satu sistem yang namanya “manusia”. Demikian juga dalam masyarakat, didalamya terdiri atas bagian-bagian, yaitu hubungan sosial, misalnya hubungan orang tua dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan atasan bawahan yang keseluruhan hubungan yang luas itu disebut “masyarakat”. Hubungan-hubungan yang terjadipun tidak sembarangan, tetapi memiliki keteraturan. Dalam adat istiadat Indonesia, biasanya anak menghormati orang tua, bawahan menghormati atasan, singkatnya semua berjalan menurut suatu sistem. Masyarakat juga bisa dipahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama seperti agama, olah raga, politik dan lain-lain.
c. Apa itu individu ?
Konsep individu yang dimaksud disini adalah konsep sosiologis. Artinya, hal ini berbeda dengan konsep sosial yang digunakan sehari-hari dan konsep individu dalam ilmu lainnya. Individu dalam konsep sosial yang digunakan sehari-hari merujuk pada pribadi tertentu seperti, Lisa, Budi, Agung, yang menunjuk pada seorang individu. Dalam konsep sosiologis, individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, mempunyai kehendak, memiliki kebebasan, memberi arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak (actor). Sedangkan objeknya, menunjuk pada dunia eksternal manusia atau diluar individu.

2. Max Weber
Menurut Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Hal yang penting dalam definisi sosiologi menurut Weber adalah konsep tindakan sosial. Suatu yang harus bisa dipahami adalah tindakan sosial yang terjadi antara paling kurang dua orang, akan memungkinkan memberikan penjelasan kausal atau sebab akibat. Oleh karena itu, sosiologi menurut Weber bertujuan memberikan penjelasan tentang tindakan manusia atau menghubungkan mengapa sampai manusia bertindak demikian. dan untuk apa ia bertindak demikian. Kesimpulannya adalah bahwa definisi sosiologi Weber menekankan pada individu yang memberikan arti pada sesuatu yang ada diluar dirinya secara subjektif sehingga sosiologi Weber disebut sosiologi interpretatif.
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
4. Soerjono Soekanto
Sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
5. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

6. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah yang mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
dalam beberapa definisi diatas dapat disederhanakan, yaitu sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum. Rasional berarti apa yang dipelajari sosiologi selalu berdasarkan penalaran dan empiris.
b.Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
1. ciri-ciri sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
1.Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). Sosiologi didasarkan pada pengamatan dan penalaran . Pengamatan berarti semua yang berhubungan dengan panca indera manusia, yang dialami dalam kehidupan sosial, sedangkan penalaran berarti semua yang berhubungan dengan akal budi manusia atau bersifat rasional ( rasio = akal budi).
Contoh 1
Masyarakat Tionghoa di Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki jiwa dagang. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat melihat mereka di setiap pusat perbelanjaan, pusat usaha, dan sebagainya. Salah satu penjelasan mengapa mereka memiliki sifat tersebut karena dalam keluarga mereka sudah dididik sejak kecil untuk harus berdagang. Penjelasan ini masuk akal. Jika tidak ada yang tak percaya dengan pernyataan tersebut, bisa mengujinya dalam kehidupan nyata di mana pun orang Tionghoa dapat ditemui sedang berdagang.
Contoh 2
Anak jalanan yang sering dijumpai diperempatan jalan terjadi sebagai akibat rendahnya tinggkat pendidikan dan masalah ekonomi. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat menjumpai anak jalanan, baik yang menjadi pengemias, pengamen maupun yang lainnya. Salah satu munculnya anak jalanan ini disebabkan keluarga tempat mereka tinggal seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perlindungan mengalami masalah ekonomi. Jangankan untuk biaya pendidikan, untuk biaya hidup pun mereka tidak ada. Akhirnya, orang tua anak jalanan ini membiarkan anak-anaknya ikut mencari nafkah membantu keluarga. Penjelasan ini masuk akal. Hal ini dibuktikan dari rendahnya tingkat pendidikan anak jalanan serta keberadan mereka pada saat anak yang lain harus bersekolah, tetapi mereka malah dijumpai di perempatan-perempatan jalan.

2.Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh karena itu secara sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, misalnya usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan. Dari contoh tentang masyarakat Tionghoa dapat dilihat adanya hubungan antara jiwa dagang dan pendidikan keluarga, Terlihat unsur-unsur yang mengakibatkan hubungan sebab akibat sehingga hal ini bisa menjadi satu teori. Dalam contoh anak jalanan juga dapat dilihat adanya hubungan pendidikan dan masalah ekonomi dengan alasan menjadi anak jalanan.
3.Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. Kumulatif berasal dari kata Latin cumulare yang berarti menimbun, menumpuk, makin lama makin besar. Artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama. Dalam kedua contoh tersebut bahwa teori-teori yang digunakan merupakan teori yang sudah ada, misalnya pendidikan dan keluarga.
4.Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. Secara sosiologis, keberadaan anak jalanan dalam contoh tersebut tidak dapat dikatakan jelek dalam analisisnya. Akan tetapi, sosiologi berusaha menjelaskan tentang keberadaan anak jalanan dan penyebab-penyebabnya. Sosiologi bukan cabang ilmu yang membicarakan mana yang baik dan buruk. Cabang ilmu yang membahas hal tersebut yaitu etika, sosiologi berbeda dengan etika.
2. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
•Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
•Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
•Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
•Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
•Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.


2. Sosiologi Sebagai Metode
Ketika seorang akan mengupas kentang, terlebih dahulu akan dibahas bagaimana cara mengupas kentang yang baik agar dagingnya tidak terlalu banyak yang terbuang, lalu memilih pisau yang akan dipergunakan untuk mengupas kentang tersebut. Saat membahas bagaimana cara mengupas kentang disebut metodologi, sedangkan penggunaan pisau merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengupas kentang. Untuk itu, harus terlebih dahulu dijelaskan perbedaan antara metode dan metodologi karena sering terjadi pencampuradukkan antara metode dan metodologi.
Metode merupakan cara-cara kerja yang dipergunakan dalam sosiologi untuk mempelajari objeknya, sebagaimana ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Metode berbeda dengan metodologi, metode merupakan tehnis pelaksanaan dari metode penelitian, sedangkan metodologi merupakan pembahasan konsep berbagai metode, kelebihan, dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan digunakan.
Sebagai suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Tehnik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut penalaran.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik yang dipergunakan dalam sosiologi, yaitu :
a. Metode Kualitatif
Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam masyarakat. Yang termasuk metode kualitatif adalah :
1. Metode Historis, yaitu metode pengamatan yang menganalis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2. Metode Komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat. misalnya, perbandingan masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa sekarang.
3. Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah :
a. wawancara (interview)
b. daftar pertanyaan (questionaire)
c. participant observer technique, dimana pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat yang diamati.
b. Metode Kuantitatif
Peneliti mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik dimana gejala-gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.
Disamping metode-metode diatas, masih ada beberapa metode lain, yaitu :
1. Metode Deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan khusus atau suatu proses berpikir yang bermula dari pernyataan umum (premis mayor) ke pernyataan yang bersifat khusus (premis minor) misalnya, untuk meneliti motivasi siswa dan prestasi, dimulai dari teori-teori tentang motivasi, selanjutnya dilihat ke dalam fakta yang ada dilapangan tentang bagaimana prestasi siswa.
2. Metode Induktif adalah suatu proses berpikir yang bermula dari pengamatan terhadap kejadian khusus yang kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Misalnya, untuk mengetahui tentang perilaku masyarakat terasing dalam masyarakat terasing dalam mempertahankan budayanya, peneliti langsung turun dilapangan melakukan observasi (pengamatan). Selanjutnya diperoleh data untuk diolah dan ditarik kesimpulan tentang pola-pola dalam mempertahankan budaya mereka.

Perkembangan Awal Sosiologi, (materi Kelas x)

Ilmu tentang masyarakat dan lingkungan
Pendahuluan
Sejak lahir hingga sekarang kita hidup di tengah masyarakat. Kehidupan bersama itu, menimbulkan berbagai pengalaman berhubungan dengan orang lain. Di satu pihak, kita membutuhkan orang lain. Di lain pihak, kita ingin sendiri dan tidak ingin diganggu.Singkatnya, pengalaman hidup dengan orang lain, mulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat menyadarkan kita akan persamaan maupun perbedaan kita dengan orang lain.
Untuk memahami seseorang dengan baik, kita perlu memahami masyarakat dimana orang tersebut hidup. Bahkan untuk memahami diri sendiri dengan baik, kita perlu memahami masyarakat dimana kita hidup. Sebab “masyarakat”, mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan seorang individu. Mengenai hal itu, seorang Sosiolog Charles Wright Mills, guru besar dari Columbia University, pernah memberikan illustrasi demikian :
“Ketika sebuah masyarakat menjadi masyarakat industri,seorang petani akan
berubah menjadi buruh; tuan tanah akan berganti menjadi seorang pebisnis
Ketika kelas sosial menanjak atau turun, seseorang akan memperoleh pekerjaan
atau kehilangan pekerjaan ; ketika terjadi perang seorang sales asuransi akan
seorang peluncur roket; penjaga toko menjadi pengawas radar; isteri akan hidup
sendirian; anak-anak tumbuh besar tanpa pendamping seorang ayah. Dalam
sejarah masyarakat, tak pernah ada kehidupan individu yang dapat dipahami
tanpa memahami keduanya ( individu dan masyarakat)……karena itu kita
membutuhkan cara berpikir yang membantu kita untuk melihat apa yang sedang
berlangsung dalam masyarakat dan kaitannya dengan apa yang mungkin sedang
terjadi dalam diri kita sendiri. Itu adalah sebuah realitas yang disebut imajinasi
sosiologis” ( Sumber : mills dalam macionis ,1997;11)

Imajinasi sosiologis (sosiological imagination) adalah kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial sambil memperhatikan dan menganalisis hal-hal yang terjadi. Istilah yang dipopulerkan oleh Charles Wright Mills ini dimaksudkan untuk membantu agar manusia tidak menyalahkan diri sendiri atas segala masalah yang dihadapi dan lebih memahami keadaan, misalnya mengapa ada banyak orang miskin dan sedikit orang kaya, atau ada orang bisa memperoleh pendidikan tetapi ada yang tidak, sehingga dengan imajinasi sosiologis seseorang yang mempelajari sosiologi dapat memilah mana fakta sosial tentang dirinya yang berkaitan dengan posisinya di masyarakat dan dimana fakta sosial yang merupakan hasil dari usahanya sendiri.
A. Perkembangan Sosiologi
Pada awalnya semua ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini pernah menjadi bagian dari “ Filsafat”, yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat pada saat ini merupakan ilmu yamg mencakup segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Akan tetapi, sejalan dengan berjalannya waktu dengan segala perkembangan masyarakatnya, berbagai ilmu yang tergabung dalam filsafat tersebut mulai memisahkan diri dan mengembangkan diri untuk mencapai tujannya masing-masing. Misalnya, Astronomi yang sebelumnya bernama Kosmologi merupakan ilmu tentang bintang-bintang. Fisika yang sebelumnya adalah filsafat alamiah merupakan ilmu alam dari cabang filsafat yang pertama kali memisahkan diri. Kemudian diikuti oleh Kimia, Biologi dan Geologi. Sementara itu “filsafat kejiwaan” dan “filsafat sosial” kemudian berkembang menjadi “Psikologi” dan “Sosiologi”.
1. Rintisan kelahiran sosiologi
Pada saat Sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat dan disebut filsafat sosial, materi yang dibahas tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi yang dikenal seperti saat ini karena pada saat itu materinya masih mengandung unsur etika, yaitu materi tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu atau das sollen, sedangkan sosiologi yang berkembang saai ini merupakan ilmu tentang bagaimana kenyataan masyarakat itu atau das sein. Beberapa ilmuwan yang mengembangakan filsafat sosial, diantaranya Plato (420-374 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi dalam pembahasannya tentang negara. Aristoteles (384-322 SM) membahas unsur-unsur sosiologi dalam hubungannya dengan etika sosial, yaitu bagaimana seharusnya tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia ataupun dalam kehidupan sosialnya. Singkatnya mereka beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Kemakmuran maupun krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan (mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan pertanggungjawaban ilmiah (bukti ini atau itu) tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir abad Pencerahan, pada abad ke-17. Abad ini ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Pemikir terkemuka dari abad ini antara lain Galileo Galilei, Isaac Newton, James Watt, Guttenberg. Merekalah penggerak roda kemajuan ilmu pengetahuan modern. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan ini harus juga berciri ilmiah, artinya perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional). Caranya dengan menggunakan metode ilmiah.
2. Abad Revolusi : pemicu lahirnya sosiologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini.Sejumlah perubahan besar terjadi di dunia, terutama di Eropa. Perubahan terjadi secara revolusioner karena dengan cepat struktur (tatanan) masyarakat lama berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial sepanjang abad ke-18 M itu, paling jelas tampak dalam Revolusi Industri, Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia dan Afrika ketika itu menjadi koloni Eropa.
a. Pengaruh Revolusi Amerika
Pada tahun1776, warga koloni Inggris di Amerika Utara mendeklarasikan kemerdekaan. Mereka mendirikan negara “ Republik”, dengan pemerintahan yang sama sekali baru untuk saat itu. yakni pemerintahan “Demokrasi”, umumnya negara pada masa itu berbentuk kerajaan dengan pemerintahan monarki absolut, dimana raja berkuasa mutlak.
Pemerintahan demokrasi merupakan gagasan para pemikir Eropa seperti John Locke, Rousseau, Montesquieu. Berhasilnya revolusi Amerika membuktikan bahwa gagasan kedaulatan rakyat memang dapat dilaksanakan. Keberhasilan ini membangkitkan semangat demokrasi di kalangan rakyat Eropa. Meskipun tidak seperti Amerika, rakyat menuntut pemerintahan monarki yang konstitusional (berdasarkan undang-undang). Revolusi Amerika menggugah kesadaran akan pentingnya hak azasi manusia. Selama ini, martabat manusia ditentukan oleh keturunan ataupun kedudukan dalam masyarakat. Akibatnya, terbentuk kelas-kelas dalam masyarakat: kalangan elite dan kalangan jelata. Berdasarkan gagasan hak azasi manusia, martabat siapapun adalah setara.
b. Pengaruh Revolusi Industri
Sejak awal abad ke-18 M, mulai dari Inggris, terjadi perubahan besar dalam cara memproduksi : dari tenaga manusia ke tenaga mesin, dari industri rumah tangga ke industri pabrik dan produksi kecil ke produksi besar. Perubahan ini membawa pengaruh pada kehidupan ekonomi, lalu kehidupan bermasyarakat.
Revolusi Industri berpengaruh terhadap munculnya kalangan baru dalam masyarakat. Satu pihak adalah para pemilik modal yang disebut kaum kapitalis. Lain pihak pihak adalah para pekerja pabrik yang biasa disebut kaum buruh. Kehadiran kedua kelompok ini mengubah secara drastis struktur sosial terutama di kota-kota.
Struktur sosial lama yang menempatkan kalangan bangsawan dan rohaniawan sebagai penguasa berganti dengan struktur sosial baru yang didominasi kaum kapitalis dan buruh. Kaum kapitalis menjadi kuat karena merekalah yang mengendalikan ekonomi. Kaum buruh yang secara ekonomi amat lemah menjadi berpengaruh setelah bersatu dalam satu serikat buruh. Peranan kaum kapitalis merintis berlakunya sistem ekonomi liberal. Pada gilirannya, gejala itu berpengaruh pada kehidupan sosial politik berupa liberalisme. Sedangkan pengaruh kaum buruh dalam kehidupan sosial politik tampak dari lahirnya sosialisme, sebagai reaksi terhadap liberalisme.


c. Pengaruh Revolusi Perancis
Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal.
Revolusi Perancis menguatkan tersebarnya semangat liberalisme di segala bidang kehidupan, baik ekonomi, politik, dan sosial. Khususnya dibidang sosial, semangat liberalisme muncul dalam kesadaran akan hak azasi manusia. Sementara di bidang politik, semangat liberalisme tampak dari diterapkannya hukum atau undang-undang.
Akibat kesadaran akan hak azasi manusia yang dijamin hukum, struktur masyarakat lama mengalami perubahan total. Tidak ada lagi pengistimewaan terhadap kalangan tertentu dalam masyarakat. Sebelumnya, rakyat biasa digolongkan warga kelas tiga dibandingkan kaum rohaniawan dan bangsawan. Sekarang, semua warga diakui sama secara hukum.
Pertanyaan mengenai perubahan masyarakat, perubahan masyarakat yang terjadi semasa abad revolusi betul-betul mencengangkan. Struktur masyarakat yang ratusan tahun berlaku seolah diobrak-abrik. Sulit dipercaya, seorang raja yang tadinya berkuasa mutlak kini harus tunduk kepada undang-undang. Begitu pula bangsawan dan rohaniawan yang tadinya bergelimang dengan hak istimewa, kini setara haknya dengan rakyat jelata dan banyak kerajaan-kerajaan besar terpecah-belah menjadi negara-negara baru.
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyaksikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
• Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
• Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
• Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

3. Kelahiran sosiologi
Sosiologi lahir di Eropa. Mengapa harus di Eropa ? Harus diakui, Benua Eropa memang merupakan kawasan yang beruntung. Alasannya, sejak masa sebelum masehi sampai abad ke-19, kawasan itu menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia. Memang ada juga pusat peradaban unggul dibelahan dunia lainnya (seperti Cina, Afrika Utara dan Timur Tengah). Namun, hanya Eropalah yang terus menumbuhkan peradaban sehingga berpengaruh ke seluruh dunia. Oleh karena itu, tidak heran beragam ilmu pengetahuan berkembang di Eropa, termasuk Sosiologi.
Sejak abad ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Kenyataan bergolaknya masyarakat di masa itu semakin menggugah semangat mereka. Para ilmuwan itu berupaya membangun teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Untuk membangun teori itu, perhatian mereka tercurah pada perbandingan masyarakat dan peradaban manusia dari masa ke masa.
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama Auguste Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Ilmuwan Perancis ini memperkenalkan istilah “sosiologi” sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Pendekatan khusus ini sebetulnya metode ilmiah yang biasa digunakan dalam ilmu alam (sains). Dengan demikian, Comte merilis upaya penelitian terhadap masyarakat yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil

Auguste Comte.
Info sosio
Auguste Comte : Bapak Sosiologi Modern
Auguste Comte lahir 19 januari 1798 di Montellier yang terletak di bagian selatan Perancis. Karier profesionalnya dengan memberikan les matematika. kehidupan ekonominnya yang pas-pasan dan hampir selalu hidup dalam kemiskinan tidak menghilangkan ketekunan dan kecermelangan intelektualnya. Kondisi-kondisi sosial dan perubahan perubahan besar-besaran yang terjadi di masyarakat pada masa kehidupannya berpengaruh besar dalam mendorong pemikirannya.
Comte berpendapat bahwa perkembangan akal budi manusia merupakan sebab utama perubahan yang terjadi di masyarakat. Ia mengemukakan hukum tiga tahap yang menyangkut perkembangan pemikiran masyarakat. Tahap-tahap tersebut, yaitu teologis, metafisik dan positif. tahap-tahap ini ditentukan oleh cara berpikir yang dominan yang berkembang dalam masyarakat, yang kemudian meluas ke pola-pola kelembagaan dan organisasi sosial masyarakat.
Tahap teologis merupakan tahap dimana manusia memandang gejala alam diakibatkan oleh roh, dewa atau Yang Maha Kuasa. Jadi, mereka menggunakan gagasan-gagasan keagamaan untuk menerangkan setiap gejala-gejala alam. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama dalam sejarah manusia.
Tahap metafisik ditandai oleh suatu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan dengan akal budi. Akan tetapi, tahap metafisik ini tidak menghasilkan pengetahuan baru karena hanya menunjukan pergeseran cara berpikir seperti bahwa hujan diturunkan oleh dewa, pada tahap ini dipahami sebagai “ hukum alam “.
Tahap positif merupakan puncak perkembangan masyarakat. Tahap ini ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan karena manusia sepenuhnya mempercayai dan menggunakan kemampuan akalnya untuk memahami alam. Ilmu pengetahuan ini dibangun melalui penelitian dan data empiris yang berguna dalam menemukan hukum-hukum universal.

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
1) Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
2) Herbert Spencer 1876, Di Inggris mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
3) Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
4) Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

Secara umum, pendekatan yang ditawarkan oleh para ilmuwan sosial di abad ke-19 cenderung makro. Bagi mereka, perubahan suatu masyarakat dapat diprediksi (diramalkan) dari karakteristik (ciri khas) masyarakat itu secara keseluruhan. Alasan mereka, karakteristik suatu masyarakat berpengaruh terhadap perilaku para warganya beserta perubahan sosial yang akan terjadi. Pendekatan makro ini kemudian mendapat kritik dari para ilmuwan sosial di abad ke-20.
Kelahiran sosiologi modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. kondisi ini berkaitan erat dengan berbagai gejolak sosial yang terjadi di kedua negara tersebut.
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

Diluar tempat dan waktu

Penemuan Benda Prasejarah dari Aluminium AIUD, Rumania
Sebuah Oopart (Out Of Place Artifact / Artifak yang tidak pada tempatnya) adalah suatu istilah yang diberikan pada lusinan benda prasejarah yang ditemukan pada berbagai tempat di seluruh dunia dengan tingkat teknologi yang sepenuhnya berbeda dengan penentuan usianya bila didasarkan secara fisik, kimia dan atau dengan petunjuk geologisnya.

Artifak yang tidak pada tempatnya itu seringkali membuat frustasi para ilmuwan konvensional dan merupakan sesuatu yang menarik antusias bagi para penyelidik petualang dan individu-individu yang tertarik pada teori alternatif.

Pada 1974, hanya satu mil lebih dari kota Aiud di Rumania, sekelompok pekerja sedang menyelesaikan sebuah pekerjaan penggalian di pinggiran Sungai Mures. Selagi menggali, mereka terantuk pada suatu fosil yaitu sebuah artifak logam yang misterius.

Sebagai tambahan dari temuan fosil tulang-tulang Mastodon dalam penggalian itu, para pekerja membongkar sebuah balok aluminium berbentuk baji yang terpendam 35 kaki di bawah lapisan tanah. Balok logam berbentuk baji ini tampaknya pernah difabrikasi, karena ia tidak menyerupai tulang binatang atau suatu bentuk geologis.

Balok aneh itu telah disumbangkan ke Musium Sejarah Transylvania, tetapi walaupun ini merupakan suatu temuan yang tidak umum, tetapi penyelidikan yang mendalam terhadap benda itu belum pernah dilakukan selama 20 tahun lamanya.

Begitulah saat editor dari sebuah majalah UFO Rumania menemukan artifak itu di suatu gudang musium pada 1995. Baji logam itu beratnya kira-kira 5 pon dan ukurannya kira-kira 8,25 x 5 x 2,75 inchi.

Artifak itu telah dianalisa secara kimiawi di dua laboratorium untuk menentukan komposisinya, salah satu laboratorium itu ada di Institut Arkeologi Cluj-Napoca dan yang lainnya di Lausanne, Switzerland.

Kedua fasilitas tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama: Benda itu telah ditetapkan, utamanya terkomposisi dari aluminium (89 persen) bersamaan dengan 11 logam lain dengan proprosi tertentu dan kecil.

Para ilmuwan agak sedikit terkejut karena aluminiumnya sudah dalam keadaan murni yang tidak dapat ditemukan di alam, dan teknologi yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat kemurnian seperti itu hanya dapat dilakukan umat manusia sejak pertengahan abad ke-19.

Lapisan oksida tipis pada permukaan luarnya yang secara merata menutupi balok aluminium membantu menentukan usia dari benda itu yang berkisar 400 tahun.

Namun lapisan geologi di mana benda itu ditemukan menunjukkan bahwa benda itu sudah ada selama sekitar 20.000 tahun sebelum berlangsungnya era Pleistocene (dari 1,64 juta sampai sekitar 10.000 tahun lalu, termasuk zaman es dan munculnya manusia).

Dalam kaitannya dengan komposisi kimianya dan bentuknya yang dengan jelas telah difabrikasi, beberapa hipotesis mengenai asal usul yang sebenarnya telah muncul.

Sementara itu para ilmuwan sangat mempercayainya sebagai bagian dari sebuah alat buatan manusia (alat apa sebenarnya belum dapat ditetapkan), para ilmuwan lainnya menyatakan bahwa benda peninggalan aluminium itu mungkin telah berfungsi sebagai sebuah komponen dari sebuah pesawat antariksa pada zaman dahulu.

Seorang insinyur ilmu penerbangan memeriksa benda itu serta membandingkan balok Aiud itu dengan sebuah tempat penyangga dari sebuah modul penyelidikan antariksa dengan versi yang lebih kecil, seperti modul bulan atau kaki dari satelit Viking.

Menurut hipotesis ini, benda itu sepertinya sebuah bagian dari sebuah pesawat antariksa dari luar bumi yang mungkin telah mendarat di sungai setelah mengalami pendaratan darurat.

Jadi apakah asal-usul sebenarnya dari balok Aiud itu? Apakah itu hanya sebuah bagian dari peralatan yang difabrikasi oleh masyarakat kuno yang memiliki pengolahan untuk menghasilkan alumunium yang sangat murni pada saat ratusan atau bahkan ribuan tahun lebih awal dibandingkan dengan umat manusia lainnya?

Atau itu milik dari sebuah pesawat antariksa kuno, seperti yang dipercaya sebagian orang? Dan apakah pesawat ini dirancang oleh manusia ataukah itu berasal dari alien?

Tak peduli yang manapun, analisa-analisa itu, kedua-duanya dari bagian luarnya yang teroksidasi ataupun dari lapisan geologisnya telah gagal untuk menjelaskan secara cukup jelas bagaimana sesuatu yang berasal dari teknologi maju seperti itu dapat berada pada suatu zaman yang sangat jauh lampau seperti itu.

Senin, 28 Februari 2011

Legenda El Dorado

El Dorado sempat menjadi impian pemburu harta karun. Bayangan tentang sebuah kota yang penuh emas. Namun selama ratusan tahun, tak satu ekspedisi pun yang berhasil membuka tabir misterinya. Apakah El Dorado hanya sebuah dongeng? Ataukah ia benar-benar ada?

Legenda El Dorado memancing rasa penasaran. Sejumlah penelitian sejarah atau penelitian pribadi dilakukan untuk mengungkap misteri yang meliputinya. Bayangan tentang emas dan permata berharga yang terkubur di suatu tempat di pedalaman Amerika Selatan itu tetap hangat dibicarakan.

Satu-satunya pijakan untuk mengungkap rahasia besar itu adalah legenda yang tersiar sejak lima ratus tahun lalu. Tentang suku Chibcha, sub suku Indian Amerika Selatan yang sangat memuja Dewa Matahari. Mitologi kuno mereka yang dilansir orang-orang Spanyol menyebutkan bahwa pemujaan ini berkaitan dengan sejumlah persembahan harta berharga seperti emas dan batu permata.

Orang-orang Chibcha menganggap emas adalah anugerah dari Dewa Matahari dan selayaknya dipersembahkan kembali kepada sang Dewa. Lalu kisah yang menyeruak dari mulut ke mulut menyebutkan bahwa pemujaan tersebut membuat suku-suku Chibcha melebur emas sebagai perisai bagi bangunannya. Sehingga kuil-kuil pemujaan mereka disebut dilapis lempeng emas. Namun tak ada bukti yang tersisa dari perkiraan ini.

Kisah ini mirip dengan legenda dalam bahasa Omagua yang diketahui sebagai Indian Tupi-Guyana di teritori antara Brasil dan Guyana. Mereka percaya pada legenda El Dorado berkaitan dengan emas. Namun penjelajah sering menafsir El Dorado mengacu pada sebuah kota emas. Dan dalam peta kuno mereka terdapat sebuah nama El Dorado yang lokasi persisnya tidak jelas.

Sebuah Mitologi
Dalam kepercayaan kuno Chibcha ada disebutkan soal Dewi penunggu danau suci. Selain pemujaan terhadap Dewa Matahari, pemujaan dewi air suci ini juga sangat populer di kalangan Indian itu di masa lalu.

Kisah tentang Dewi ini bermula dari mitologi tentang seorang istri kepala suku Chibcha di masa awal. Karena dituduh melakukan suatu pelanggaran "hukum" perempuan yang merasa benar itu kemudian bunuh diri dengan melompat ke dalam sebuah danau.

Kemurnian hatinya ternyata terbukti dan ia pun bertransfromasi menjadi seorang dewi.Maka sang Dewi ini pun menjadi penunggu danau suci --yang dalam perkamen tua dikenal sebagai Danau Guatavita.

Pemujaan terhadap Dewi Guatavita ini kemudian menjadi ceremoni satu tahun sekali. Di puncak upacara tersebut, seluruh tubuh kepala suku Chibcha akan dilabur dengan getah kemudian dilapisi dengan serbuk emas. Dari kepala hingga ujung jari kaki. Lewat ritual tertentu, kepala suku kemudian diarak menuju danau. Dari sana ia akan dinaikkan ke rakit hingga ke tengah danau. Tiba di tengah danau kepala suku akan terjun ke air dan membasuh tubuhnya hingga bersih. Saat ritus ini dilakukan, barisan upacara yang mengiringinya akan melemparkan sejumlah persembahan emas dan permata ke dalam danau.

Inilah yang disebut sebagai upacara orang emas yang dalam bahasa Muisca (Chibcha) disebut sebagai El Dorado. Benarkah legenda ini?

Sebuah laporan bertahun 1962 menyebutkan tentang penemuan spektakuler dua petani. Di suatu desa dekat Bogota (ibukota Colombia sekarang) mereka menemukan sebuah liang gua yang sangat kecil. Penasaran, kedua petani ini kemudian masuk ke dalamnya dan mereka menemukan emas! Emas temuan mereka ini berupa artefak berbentuk rakit miniatur dengan delapan pendayung dan seorang kepala suku yang terbuat dari emas.

Kedelapan pendayung ini duduk membelakangi sang kepala suku. Inilah salah satu bukti kuat tentang legenda El Dorado yang berhasil ditemukan.

Namun impian tentang emas yang melimpah di El Dorado, tak pernah ditemukan hingga kini. Walau Danau Guatavita tercantum di peta, deskripsinya itu tidak sesuai dengan perkamen kuno tentang danau suci Guatavita yang sesungguhnya. Konon danau suci itu terdapat di antara pegunungan Andes, di dalam sebuah gua yang kini sudah tertutup di dekat Bogota. Seluruh upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Terkadang misteri memang bukan untuk diungkap! *

Memburu Emas El Dorado
Semua berawal dari legenda. Dikisahkan dari mulut ke mulut oleh penjelajah Spanyol. Tentang sebuah kota yang berlapis emas bernama El Dorado. Legenda ini menarik minat beratus-ratus pemburu harta karun. Namun sebagian besar akhirnya menemui ajal. Tewas di pedalaman belantara Amerika Selatan di gugus pegunungan Andes!

Sejak penjelajah Spanyol, Juan Ponce de Leon pada 1513 menemukan Puerto Rico di Karibia. Ia mendengar kisah tentang emas di sana namun tak menemukannya. Sampai akhirnya orang-orang Indian menyebut bahwa di Pulau Bimini (sekarang Bahama) ada sumber air awet muda. Ia kemudian lebih tertarik mencari air awet muda. Dalam pencarian tersebut ia berlayar sampai ke semenanjung Florida.

Dalam sebuah ekspedisi militer tahun 1521, Ponce de León mendarat di Charlotte Harbor (Florida) bersama 200 tentara yang menumpang 2 kapal. Saat itu pasukan ekspedisi militer Spanyol ini dihadang pejuang Indian Seminole. Pertempuran pun pecah. Ponce de Leon terkena panah dan segera dievakuasi, namun ia akhirnya menemui ajal setibanya di Kuba.

Paska de Leon, kisah tentang emas suku-suku Indian ternyata menarik bagi penjelajah Spanyol lain bernama Gonzalo Jiménez de Quesada. Dengan menggunakan kekuatan senjata pada 1530-an Quesada bersama pasukan ekpedisi merangsek ke pedalaman Amerika Selatan. Ia kemudian mendarat di wilayah kerajaan Bogota (sekarang columbia) dan untuk pertama kali bertemu dengan suku Indian Chibcha (Sering disebut Muisca) di tahun 1537. Indian yang menghuni dataran tinggi yang erat dengan kisah emas tersembunyi.

Lalu ekspedisi lain yang dipimpin Sebastian de Belalcazar mendengar legenda El Dorado. Dalam bayangannya El Dorado adalah sebuah kota atau wilayah dengan emas yang melimpah ruah. Namun pencarian itu tak pernah membuahkan hasil.

Kegilaan pada emas terus menghantui para penjelajah. Orellana and Gonzalo Pizarro pada 1541 menyusul memasuki teritori Indian melalui perairan Amazon dengan melakukan pembantaian Indian dan pencarian emas yang paling brutal.

El Dorado
Para penjelajah tak pernah mengetahui pasti apakah El Dorado yang sesungguhnya. Kecuali cerita rakyat dan legenda yang membaur bahwa El Dorado berhubungan dengan emas dan harta karun paling berharga milik suku-suku Indian Amerika Selatan.

Padahal sesungguhnya arti kata El Dorado lebih mendekati pengertian "Orang Emas" (Golden Man) ketimbang sebuah tempat emas (Golden Place), yang dalam penyebutan suku Indian lokal sebagai El Rey Dorado yang artinya raja emas.

Ekpedisi "Kematian"
Penyalahartian El Dorado sebagai suatu tempat dengan emas dan permata yang melimpah ternyata telah membutakan para penjajah dan penjelajah Eropa. Konsepsi El Dorado yang tak pernah jelas asal muasal aslinya ditangkap orang-orang Eropa sebagai misteri tentang harta karun terpendam. Maka sejak isu tentang kota emas itu merebak, para pencari harta dan penjelajah berupaya mati-matian mencari lokasinya.

Ternyata setiap ekspedisi yang dikirim selalu mengalamai kebuntuan. Total korban tewas dalam upaya pencarian emas ini mencapai ribuan. Mereka tewas dalam pertempuran dengan suku-suku Indian, terjebak keganasan alam hutan hujan tropis, tewas dalam kecelakaan di medan jelajah pegunungan dan lembah, namun tidak menemukan titik terang tentang harta karun, emas atau pun permata. Apakah El Dorado? Misteri besar masih meliputinya hingga kini…*

El Dorado, Mengandung banyak Pengertian
Chibcha adalah satu suku yang mendiami dataran tinggi di wilayah gugus pegunungan Andes teritori Columbia. Dalam sebuah catatan tentang mitologi suku ini kemungkinan El Dorado merupakan lambang dari sebuah energi besar yang mengandung kekuatan trinitas dari Chiminigagua. Sebuah kekuatan penciptaan semesta.

Namun kemudian El Dorado digunakan secara metaforis untuk merujuk pada tempat benda berharga bisa ditemukan. Karena itu nama El Dorado bisa ditemukan di dalam peta Amerika, terutama sebuah tempat di California dan beberapa tempat lain.

El Dorado juga digunakan untuk merujuk pada pengertian cinta, surgawi, kebahagiaan, atau kesuksesan. Bisa juga dipakai untuk menyatakan sesuatu harapan yang tidak terwujud atau ilusi yang tak nyata. Pemaknaan ini berkaitan dengan banyak upaya menguak misteri emas di balik El Dorado.

Dan Sir Walter Raleight pernah menduga El Dorado sebagai sebuah kota di tepian Danau Parima tak jauh dari Orinoco, Guyana (sekarang Venezuela). Dan beberapa penjelajah yang putus asa pernah berencana mengeringkan Danau Guatavita yang diduga menjadi kuburan harta karun suku Chibcha. Karena di tepian danau di wilayah Sesquile, Provinsi Almeidas itu pernah ditemukan sejumput hiasan emas dan batu zamrud. Namun upaya itu tak pernah diwujudkan… apakah harta karun itu terkubur di bawah lumpur danau?

Aliran dalam Seni

Ekspressionisme
adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.


Portrait of Eduard Kosmack oleh Egon Schiele
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.


Rehe im Walde oleh Franz Marc
1. Perupa ekspresionis
Perupa dari abad 20 yang tergolong ekspresionis adalah:
• Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
• Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
• Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
• Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers dan Hendrik Werkman
• Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.
• Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine
• Norwegia: Edvard Munch
• Swiss: Carl Eugen Keel
• Indonesia: Affandi


"Elbe Bridge I" oleh Rolf Nesch
• The turbulent history of die Brücke by signandsight
• Gallery
• Museumsportal Schleswig-Holstein
l • b •

Seni Barat


Pra abad ke-20 Seni klasik Roma • Abad pertengahan • Seni Bizantium • Romaneska • Gotik • Renaisans • Mannerisme • Barok • Rokoko • Neoklasik • Romantisisme • Realisme • Pra-Raphaelit • Akademik • Impresionisme • Pasca-impresionisme


Abad ke-20 Modernisme • Kubisme • Ekspresionisme • Abstrak • Blaue Reiter • Die Brücke • Dadaisme • Fauvisme • Gerakan seni dan kriya • Art Nouveau • Plakatstil • Bauhaus • De Stijl • Art Deco • Ekspressonisme abstrak • Seni pop • Futurisme • Suprematisme • Surealisme • Minimalisme • Pasca-Modernisme



"View of Toledo" oleh El Greco, 1595/1610 dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap ekspresionisme abad 20, meskipun sebenarnya lukisan ini beraliran manerisme.